Senin, 01 Desember 2008

Antara Aku. Dia dan Dia



011208
OBSB

Jika aku ditanya dua bulan yang lalu
aku pilih dia atau dia
maka aku jawab dia

jika aku disuruh pilih satu bulan yang kemarin
aku pilih dia atau dia
maka aku pilih dia

tapi jika sekarang aku ditanya dan disuruh milih bulan ini
aku pilih dia atau dia
maka aku jawab dan pilih dia

ia hanya dia, dia yang aku pilih dan aku sayang
meskipun dia beda dengan dia
aku kan tetap pilih dia
hanya dia
aku cinta dia
dia adalah bulanku

Jumat, 28 November 2008

Benarkah PKS Tidak Layak ?



Menurut KAlian Benarkah PKS Tidak LAyak Menggunakan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari?


Mohon Tanggapannya ya

Tuhan Berkorban atau Manusia Berkorban! Mana Yang Lebih Baik?






UNTUK KALANGAN SENDIRI

Idhul Adha tiap tahun selalu diperingati oleh umat Islam. Hari raya yang dilaksanakan setiap 10 Dzulhijah ini merupakan hari dimana Muslim yang ‘dipanggil’ oleh Allah SWT menghadap-Nya untuk menunaikan ibadah haji sedangkan yang lain mengadakan penyembelihan binatang kurban setelah sholat ied.

Ritual penyembelihan hewan kurban yang merupakan ibadah yang Allah SWT ajarkan kepada Ibrahim yang merupakan Bapak Para Nabi itu dilanjutkan oleh Rasul kita Muhamad SAW. Pada aktivitas ini begitu banyak manfaat yang dapat kita ambil diantaranya, kepedulian terhadap sesama. Dimana daging kurban tersebut selain dibagikan kepada orang yang berkurban juga diberikan kepada orang yang kurang mampu.

Dibalik begitu banyaknya manfaat yang dapat kita ambil pada hari raya itu, banyak juga hujatan yang dilayangkan kepada salah satu ritual ibadah dalam Islam itu. Diantaranya dapat kita lihat hujatan itu pada situs sesat www.aboutisa.com.

Dimana disana tertera bahwa Tuhan Kristen Maha Penyayang ketimbang Allah, Tuhannya Umat Islam. Mereka beralasan bahwa Tuhan mereka Maha Penyayang karena Ia (Tuhan) rela mengorbankan anak-Nya (Yesus) untuk menebus semua dosa manusia. Sedangkan Allah SWT memerintahkan manusia (Nabi Ibrahim) untuk mengorbankan anaknya (Nabi Ismail).

Kalau sekali lihat mungkin pernyataan itu dapat kita terima, tapi setelah kita pikir sekali lagi ternyata pernyataanya tertolak secara logika. Mengapa? Sebelum terlalu jauh kita kita pasti sepakat bahwa yang namanya Tuhan itu Maha segala Maha (setuju dong!!!! ). Ia (Tuhan) bisa menciptakan apa saja yang Ia mau, Ia bisa menghancurkan dan menggantikan dengan mahluk lain. Ia tidak pernah berkurang ke-Mahaan-Nya meskipun ciptaan-Nya tidak menyembahnya. Begitu juga dengan alasan bahwa katanya Tuhan Kristen lebih Maha ketimbang Tuhannya Umat Muhamad koq Tuhan mau sih mengirim anak-Nya untuk dikorbankan padahal Ia bisa menghacurkan ciptaan-Nya dan menggantikan-Nya dengan yang lain. Bukankan meskipun manusia tetap tidak mau menyembah-Nya Tuhan tidak akan rugi, karena Ia Maha segala Maha. Disana terlihat ketiadaberdayaan Tuhan yang katanya Maha segala Maha.

Oke mungkin kita bisa menerima pernyataan diatas tapi kan Tuhannya Umat Islam itu haus akan darah. Dimana Ia memerintahkan Ibrahim untuk mengorbankan anaknya Ismail. Jawabannya itu salah karena Allah SWT hanya menguji Ibrahim, apakah ia lebih mencintai anaknya atau Allah, Tuhannya. Itu dapat kita lihat bahwa pada saat penyembelihan Ismail, Allah mengganti Ismail dengan seekor kambing. Kalau belum jelas coba buka Qs 37: 106-107, yang bunyinya “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

Jadi yang jelas Allah SWT bukanlah haus darah tetapi hanya menguji hamba-Nya. Bukankan Ia menciptakan manusia supaya manusia menyembah dan beribadah kepada-Nya. Penyataan bahwa Tuhan Nasrani rela mengorbankan anak-Nya, ternyata orang (Yesus) yang dikorbankan tidak bersedia dikorbankan, pernytaanya dapat kita lihat pada Injil Matius 27:46 yang bunyinya : “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli lama sabakhtani?” artinya: Allahku, Allahku, mengapa Kau tinggalkanku?”. Terlihat jelas bahwa anak Tuhan pun tidak bersedia menjadi kurban untuk manusia. Bukankah yang namanya anak pasti disayang, dan anak yang baik adalah yang berbakti pada orangtua.

Sedangkan kisah Ibrahim dan Ismail sangat bertolak belakang dengan kisah Yesus. Coba deh buka Qs 37: 102-103, yang bunyinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha sama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; isnya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar. Tatkala keduanya berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).”

Ternyata logika dan kitab suci menolak pernyataan bahwa Tuhan Kristen lebih penyayang ketimbang Allah SWT. Mana yang lebih baik? Tuhan berkorban atau manusia yang berkorban!. Mana yang masuk logika. Wallahuallam bishowab.

Gelar HARAM Tuk Hadiah Dari Peserta

Gelar HARAM Tuk Hadiah Dari Peserta

Assalamuallaikum. Wr. Wb.

Kepada Saudaraku Aktifis Pergerakan yang selalu memberikan Pencerahan. Yang Insya Allah tak kenal kata lelah tuk Pancarkan Rahmatnya Islam ke seluruh sendi kehidupan.
Begitu banyak proses acara pencerahan yang Antum lakukan salah satunya adalah dengan mengadakan perlombaan yang bisa mendekatkan kita dan saudara kita lainnya kepada Allah SWT.
Allah dalam Surat Cinta-Nya Al Asher memerintahkan kita tuk selalu nasihat-menasihati terutama dalam kebajikan biarlah Ana Saudaramu yang tidak begitu baik dari kalian –tuk menyampaikan salah satu pesan Teladan kita Nabi Muhammad. SAW yang bunyinya : “Dalam perlombaan boleh memberi hadiah kepada para pemenang ( HR. Ahmad)
Asalkan hadiah tersebut berasal dari panitia perlombaan atau dari salah satu peserta. Sedangkan jika mengumpulkan biaya hadiah dari setiap peserta kemudian diberikan kepada pemenang adalah tidak diperbolehkan karena ada unsur judi di dalamnya. Misalkan : A dan B berlomba, kemudian A menang maka B memberikan hadiah pada A ini diperbolehkan. Sedangkan A dan B mengumpulkan biaya untuk hadiah maka ini tidak diperbolehkan (Nailul Authar).
Afwan, maaf yang sebesar-besarnya Ana tidak bermaksud tuk mengajari karena Antum adalah orang-orang yang lebih Alim (Berilmu) dari Ana. Tapi itulah pesan Rosul kepada kita bahwa kita dalam mengadakan perlombaan jangan membelikan hadiah dari uang peserta karena di dalamnya ada unsur JUDI. Bagaimana cara mengatasi permasalahan ini mungkin pembelian hadiahnya dengan menggunakan uang infaq atau uang donatu. Atau pun dengan cara lain yang mungkin lebih baik dari saran Ana. Insya Allah Antum adalah orang-orang cerdas. Yang jelas jangan menggunakan uang peserta.
Jikalau ada yang kurang berkenan pada tulisan ini marilah kita diskusikan bersama. Bukan karena Ana merasa Alim, tapi Mari Kita Beragama Berdasarkan Al Qur’an dan Hadist. Ana mohon maaf atas kelancangan Ana dan Kepada Allah SWT ana mohon ampun.

Wassalamuallaikum. Wr. Wb.
ORAng BIAsa

Minggu, 16 November 2008

NASIHAT LUQMAN UNTUK KITA

Pendidikan adalah permasalahan besar yang menyangkut nasib dan masa depan bangsa dan Negara. Karena itu reformasi politik, ekonomi sosial, hak asasi manusia, sistem pemerintahan, dan agrarian tidak akan membuahkan hasil yang baik tanpa reformasi sistem pendidikan. Krisis multi dimensi yang melanda Indonesia dewasa ini tidak hanya disebabkan oleh system ekonomi, sosial, dan politik, melainkan juga oleh krisis pada sistem pendidikan nasional.
Pendidikan merupakan maslah semua orang, bahkan secara ektrim pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu proses memanusiakan manusia. Kata kunci dari tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku. Unsur-unsur perilaku itu selalu merujuk kepada apa yang telah diketahui atau dipahami oleh peserta didik (knowledge), apa yang mereka rasakan/pikiran (attitude), dan apa yang mereka kerjakan (action).
Apabila pengertian perilaku ini lebih disedrhanakan maka perilaku dapat dibagi menjadi tiga unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu Kecerdasan Intelektual (KI). Contohnya masyarakat barat yang rasional dan individualisme, di mana mereka cenderung mendengarkan apa “kata mereka”. Sedangkan Kecerdasan Emosional (KE0, contohnya masyarakat timur yang cenderung mendengarkan apa “kata hati”, dan Kecerdasan Spritual (KS) contohnya adalah masyarakat yang taat beragama yang selalu memadukan ketiga kecerdasan ini dalam tindakan dari perilaku, sehingga mereka muncul menjadi manusia yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.
Untuk itu, dalam rangka merancang pembangunan, khususnya sistem pendidikan nasional yang diharapkan mampu untuk melahirkan sumber daya manusia yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab, kiranya nasihat Luqman kepada anaknya dalam surat Luqman ayat 13, 16-19 yang dibahas dalam tulisan ini, dapat dijadikan sebagai bahan renungan.

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlan kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Qs Luqman:13)
“Hai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membagakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Qs Luqman:16-19)

Pada ayat sebelumnya (ayat 12) telah dijelaskan bahwa Allah telah memberikan karunia kepada Luqman berupa hikmah, yang menjadikannya cerdas dan bijak tanpa ada seorang manusiapun yang mengajari dan membimbingnya.
Pada ayat-ayat dijelaskan tentang beberapa nasihat bijak yang disampiakn Luqman kepada anaknya dalam rangka memberikan pendidikan dan pengajaran. Nasihatnya ini dimulai dengan perintah mentauhidkan Allah. Cara seperti ini terasa jauh lebih tegas dan berkesan. Apalagi diujungbya disebutkan pula sebab larangan itu.
Setelah Luqman menjelaskan keutamaan dan keagungan Allah yang tidak boleh disekutukan itu, dengan menjelaskan kemahakuasaan dan kemahatahuanNya akan segala sesuatu, sehingga tidak ada satupun yang tersembunyi dari pengetahuan Allah. Penjelasan ini sangat penting artinya, karena mengajarkan bahwa kita selalu diawasi dan diamati, sehingga terlatih untuk hidup lurus dan bertanggung jawab.
Setelah memantapkan nasihat tentang keimanan, baru Luqman memberikan beberapa perintah yang harus dilaksanakan, yang dimulainya dari pokok-pokok ibadah, dan bukti utama ketundukan yaitu shalat, dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan bersabr dalam berjuang, setelah itu baru dilanjutkannya dengan hal yang merupakan pokok akhlaqul karimah.
Materi, metode, dan tahapan pendidikan yang diberikan oleh Luqwman kepada anaknya ini kiranya dapat memberikan pengajaran yang sanagt penting kepada kita dalam merancang pendidikan generasi yang akan datang,

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlan kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Qs Luqman:13)

Ayat ini ditujukan kepada Rasulullah SAW. Allah berfirman: Ingatlah hai Rasul kepada butiran nasihat yang disampaikan oleh Luqman kepada anaknya, ketika ia mengajari, mendidik, dan menunjukinya dengan penuh kasihnya, ia berkata: Hai anakku, janganlan kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.
Syirik dinyatakan sebagi kezaliman yang besar, karena perbuatan itu menempatkan sesuatu, dalam hal ini penyembahan dan penghambaan diri bukan pada tempatnya. Yang berhak disembah hanya Allah, bukan yang lainnya. Itulah yang benar dan adil. Ketika yang disembah itu bukan lagi Allah atau ada yang lain disembah selain Allah, maka itu tidak benar dan karena itu disebut zalim, yang membawa kepada dosa besar. Ancaman dosa besar ini adalah karena perbuatan itu telah telah menempatkan sembahan-sembahan selain Allah yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa itu mempunyai kedudukan yang sama dengan Allah Yang Maha Agung, Sang Pencipta dan Pemilik semau alam raya ini.

“(Luqman berkata): Hai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (Qs Luqman:16)

Setelah menyuruh anaknya mentauhidkan Allah dan melarangnya untuk menyekutukanNya, maka selanjutnya untuk memantapkan hati dan meyakinkan anaknya tentang Zat Yang Maha Agung yang disembah itu. Luqman menjelaskan tentang kemahakuasaan Allah dengan mengemukakan salah satu keutamaanNya yang tidak dimiliki oleh selainNya, termasuk para berhala yang disembah oleh manusia, yaitu sifat Maha Mengetahui, tidak satu pun yang tersembunyi dari pengetahuan Allah, betapapun kecilnya, di manapun tempatnya, sehingga Allah akan memberikan batasan terhadap setiap apa yang dilakukan.
Gambaran tentang Allah ini dikemukakan oleh Luqman kepada anaknya dengan sangat menyentuh dan tepat sasaran seperti yang nampak pada ayat di atas. Dengan penjelasan ini Luqman sepertinya ingin mengarahkan anak yang disayanginya untuk selalu menyadarinya bahwa tidak satupun dari perbuatan manusia yang tidak diketahui oleh Allah, baik atupun tidak baik, dan Allah pasti akan memberikan balasannya. Dengan demikian ia berharap supaya dengan adanya kesadaran ini maka putranya akan selalu berhati-hati dalam menjalani kehidupannya dan selalu patuh kepada Allah, sehingga dapat selamat di dunia dan akhirat. Keinginannya ini semakin tampak dengan jelas dengan nasihat-nasihatnya dalam ayat berikut:

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (Allah).” (Qs Luqman:17)

Setelah meyakini bahwa ajaran tauhid yang disampaikannya telah dapat dipahami dan diyakini oleh anaknya, maka Luqman melanjutkannya dengan beberapa perintah menjalankan syariat. Di dalam ayat ini Luqman yang tetap dengan nada penuh kasih sayang menyuruh anaknya untuk melakukan beberapa hal penting yang merupakan ibadah utama sebagai bukti utama ketaatan seorang hamba kepada Allah, yaitu shalat, dan kemudian mengajak dan menyuruh orang untuk berbuat ma’ruf dan melarang dari perbuatan munkar, dan bersabar dalam menghadapi berbagai kendala dan musibah.
Nasihat ini diawali Luqman dengan perintah mendirikan shalat. Seakan Luqman berkata: Hai anakku, kerjakanlah shalat dengan sempurna, karena shalat itu adalah media yang paling utama untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada Allah. Di samping itu shalat dapat mencegah orang yang shalat dari perbuatan yang keji dan munkar (Qs Al Ankabut: 45).
Setelah perintah untuk pembenahan diri dengan mendirikan shalat, maka Luqman juga memerintahkan agar anaknya mengajak orang lain untuk berbuat ma’ruf, menyucikan jiwa, mengerjakan yang baik dan melarang mereka dari segala yang munkar. Dan kemudian diiringinya dengan perintah untuk bersabar dalam menghadapi berbagai hambatan dan rintangan yang merupakan resiko perjuangan menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar. Diujungnya ia menjelaskan bahwa semua yang diperintahkan ini merupakan hal penting yang mempunyai faidah yang besar di dunia dan akhirat.
Setelah menyuruh mengerjakan hal-hal penting di atas, maka selanjutnya dalam ayat berikut Luqman mewasiatkan beberapa hal penting yang sangat erat hubungannya dengan akhlak, yaitu:

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membagakan diri.” (Qs Luqman:18)

Masalah yang pertama yang menjadi perhatian Luqman adalah akhlaq terhadap sesama. Ia mengingatkan anaknya bahwa manusia ini sama di mata Allah, karena itu janganlah saling menghina dengan cara apapun. Ia berkata: Hai anakku, janganlah kamu memalingkan mukamu dari lawan bicaramu, karena merasa diri lebih dan meremehkannya. Hal sebaliknya yang dapat dipahami dari nasihat ini adalah: hargai lawan bicaramu dengan mendengarkan pembicaraannya dengan penuh perhatian, muka berseri-seri, tanpa ada kesan meremehkan antara sesama manusia tanpa melihat siapa dia. (Qs Al Hujurat:13)
Kemudian lebih lanjut ia mengingatkan anaknya untuk selalu bersikap rendah hati, ia berkata: Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan keangkuhan dan kesombongan. Kemudian Luqman menjelaskan alasan larangan itu adalah kaerna Allah tidak menyukai oranjg yang angkuh, somong, dan membanggakan diri.

Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Qs Luqman:19)

Dalam hal berjalan dan bersuara Luqman mengingatkan anaknya. (Hai anakku): Berjalanlah dengan langkah yang sederhana, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Berjalanlah dengan cara yang wajar, jangan pamer. Dan jangan kamu tinggikan suaramu (bila tidak diperlukan). Berbicaralah dengan cara yang baik dengan memelihara volume suara, sehingga dapat lebih mudah dimengerti dan diterima oleh orang yang mendengar. Cara yang seperti itu jauh lebih mengesankan.
Pendidikan sebagai human investment, patut menjadi perhatian kita semua dengan merenungkan dan mengaktualisasikan pesan-pesan Al Quran surat Al Luqman di atas. Krisis multidimensi yang sangat berat yang dihadapi Indonesia sekarang, umumnya bermuara pada rendahnya kualitas SDM, terutama masyarakat bawah. Kualitas SDM yang rendah, memiliki implikasi terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat. Karena itu pendidikan memegang peranan penting dalam mencetak SDM yang berkualitas, dan hanya melalui tangan-tangan SDM yang berkualitaslah bangsa dan negara ini mampu memecahkan berbagai persoalan yang melanda bangsa ini.

Minggu, 07 September 2008

Aq bulan???



karya arul

tapi aq bingung,
aq itu bulan sabit,
bulan setengah,
ataw bulan purnama...
ataw bahkan aq bulan yg ga pernah ada di langit....



tapi aq harap,,
ada bintang yang setia mendampingi bulan
walau bulan itu sabit,separuh,purnama,atau bahkan sama sekali ga ada di langit

Minggu, 31 Agustus 2008

Coba Doraemon Itu ADa


Coba Doraemon itu bener-bener ada maka aq kan minta kepadanya dizinkan naik kendaraan waktu maka aq kan perbaiki semua kejadian yang telah melukai hatimu dan batinmu. aq kan hentikan waktu itu dengan mesin waktu sehingga kamu tidak merasakan sakitnya karena panah" kataku. aq juga kan minta kepada Doremon alat pengabul permintaan maka dengan alat itu aq kan memberimu segalanya tuk tebus khilaf dan salah aq.

tpi aq tau Doraemon itu tidak ada maka aq minta kepada Sang Maha PEngabul mohon ampunan bagimu,bagiku, bagi keluargaku. aq minta kepadaNya untuk melindungimu karena Dia MAha Kuat.


sekali lagi aq mohon keikhlasannya untuk kemaafanku


orang_biasa