Kamis, 22 Juli 2010

Zivilia, Aishiteru Cinta Terdekat


Hmm lagi-lagi aku mendengar lagu Zivilia Aishiteru, awalnya aku tidak begitu suka dengan lagu ini tapi karena sering didengar akhirnya suka juga apa lagi kemarin di facebook aku mendapat bukti bahwa lagu ini hasil jiplakan lagu band Jepang. Pas didengar memang mirip tu lagu dengan lagu band Jepang. Lagi-lagi plagiat pikirku tapi what ever la yang jelas aku g begitu pusing dengan berita itu. I don’t care.
Tapi judul lagu ini yang membuatku teringat akan seseorang dan “memaksa” untuk buat aku sedikit berkomentar. Aishiteru heheheh, ini judul mengingatkan aku akan sesorang. Ia dia menuliskan namaku di hapenya dengan nama Aishiteru. Awalnya aku tidak tahu apa itu arti Aishiteru lalu dia menjelaskan kalau Aishiteru itu berasal dari bahasa Jepang yang artinya aku suka kamu, aku cinta kamu. Hmm ternyata dia sangat sayang aku pikirku. Lalu aku pun memanggil dia dengan nama adek yppas, yang merupakan singkatan dari adek yang paling paling aku sayangi (ckckc lebay bgt ya. hehhehe).
Hari demi hari bahkan menjadi bulan, ternyata kami harus membatalkan perjanjian hati yang telah kami buat. Aku hopeless, remuk tanpa bentuk, berjalan tanpa arah. Aku mendadak gila dibuatnya. Aku coba menghubungi dia tapi kecewa yang ku dapat. Tapi aku tersadar bahwa aku tidak boleh mati, aku harus hidup tanpa dia. Jika sebelah kakiku patah maka aku harus tetap berdiri dan berjalan meskipun pincang. Jika tanganku sebelahnya putus maka aku harus tetap mengangkat beban meskipun tidak begitu kuat. Jika sebelah mataku buta maka aku harus tetap menggunakan sebelah mataku untuk membaca cerita kehidupan yang ada dihadapanku.
Ia meskipun begitu aku sadar aku masih punya orang terdekat yang sayang aku. Ada orang yang tersembunyi bilang Aishiteru kepadaku. Mereka ada buat aku. Ia mereka adalah keluarga dan sahabatku. Meskipun mereka tidak pernah menunjukkannya tapi bukti itu ada. Ia bukti itu ada. Benarlah kata orang kadang kita berpikir bahwa rumput tetangga indah padahal rumput di rumah kita itu indah. Kadang kita tidak menyadari itu. Terkadang kita sangat begitu berterima kasih sama orang lain yang menolong kita tapi kita terkadang jarang atau mungkin tidak pernah ucapkan terima kasih sama orang terdekat yang melakukan kebaikan pada kita.
An Nisa : 1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
At Tahrim : 6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Aku sadar aku boleh tetap sayang sama orang yang panggil aku Aishiteru dengan tetap menjalin silaturami sama dia tapi aku juga harus tetap sayang sama keluargaku yang sangat menyayangiku. (terima kasih keluargaku terima kasih adek yppas). (Home, 210710)

Hanya Satu Yaitu Kau


Beberapa pekan ini atau mungkin sudah masuk hitungan satu bulan kali ya, kami sekeluarga dan tetangga sekitar rumah resah oleh seorang pemuda yang kebiasaannya ‘ngelem’. Setiap malam dimulai pada saat waktu Maghrib (hehhehehe seperti setan saja kalau Maghrib berkeliaran atau memang tu anak da jadi ….. ). Kalau dia sudah ‘ngelem’ mulai de tertawa sendirian, mondar-mandir gak jelas kemana, enak kalau cuma itu yang dilakukannya. Eh ne anak malah panjang tangan ada saja barang yang hilang. Helm di rumah dan bunga plus potnya diambil juga oleh dia. Dikatakan gila tapi dia tau uang dan hoby maling. Ckckck bahkan dia pernah melempar bapak pakai kaleng lem yang dihisapnya pada hal bapak Cuma duduk saja di luar rumah. Alhamdulillah bapak tidak apa-apa dan masalah cepat selesai.
Selang beberapa hari lorong aman karena tidak ada dia, eh g taunya semalam pas lagi enak-enaknya makan sama keluarga dan dek Ayu sama dek Yayan lagi duduk di ruang tamu ada yang melempar kaca. “Bruaak” suara kaca pecah, sekeluarga panik adik-adikku yang kecil teriak. Aku dan dua adikku langsung keluar ambil kayu yang ada di samping rumah bekas kayu bangunan sebelah rumah. Kami teriak dan langsung mau memukuli dia, tu pemuda melawan tapi dilerai oleh keluarganya. Aku dan adikku Yayan mendekat tuk berikan “perlawanan”. Lalu keluarganya mendekat sambil berkata “Kagek kaconyo kami ganti (nanti kacanya kami ganti).” Aku spontan ngomong “ bukan masalah kaconyo wak tapi kalu keno adek aku cak mano?(bukan masalah kacanya wak tapi kalau kena adikku bagaimana?” adikku yang bungsu menangis sambil teriak karena shok.
Ternyata tu pemuda malah tetap berikan perlawanan sambil mengeluarkan senjata dan mau ambil batu yang ada disekitar dia. Ehm kami cemas, lalu adikku Yayan telepon temannya yang polisi lalu ceritakan masalah ini, namun jawaban yang diterima apa dia lagi di luar kota, lalu aku telepon bapak dan ceritakan kejadiannya, bapak pun langsung pulang ke rumah. Mamak pun suruh aku telepon Mang Badar, aku pun menelpon mang Badar dengan melihat bahwa tu “sampah” masih tetap mau memberikan perlawanan. Lagi-lagi apa yang ku dapat “maaf Mang Badar dak biso kesano karena bis kecelakaan ini be nak begawe dipaksoi kareno dak lemak badan (Maaf mang Badar tidak bisa kesana karena habis kecelakaan. Ini saja mau berangkat kerja dipaksai karena tidak enak badan)”
Aku kecewa melihat orang-orang yang bisa diharapkan pertolongannya bahkan tetangga sekitar rumah yang katanya juga resah tidak keluar seorang pun. Hei dimana kalian, kami ada masalah ni, bukankah ini juga masalah kalian? Batinku
Adik-adikku menelpon orang-orang yang bisa diharapkan ternyata apa hasilnya nihil. Lalu aku teringat dengan “seseorang’ yang bisa aku harapkan. Dan dia tidak akan mengecewakanku. Ia dia Allah, Dia dekat. Dia ada. Aku pun bermunajat dalam hati Allah Kau pasti menolongku. Tidak ada lagi yang bisa aku harapkan kecuali Kau. Kau sebaik-baik penyelesai masalah. Alhamdulillah suasana menjadi tenang dia pun ditarik oleh keluarganya ke dalam rumah. Tidak lama dari itu bapak datang, pak RT datang. Lagi-lagi aku tersadar hanya satu yang takkan buat aku kecewa yaitu Kau Allah. Aku sadar berkali-kali melukaiMu dengan kesalahan yang aku perbuat baik dengan sengaja atau pun karena ketidak tahuan aku. Tapi aku sadar tidak akan ada yang bisa menolongku kecuali Engkau Allah.
Allah Kau sebaik-baik pelindung Lindungilah aku sekeluarga. Allah Kau sebaik-baik pengabul permintaan tolong kabulkan pintaku ini. Maaf kan terkadang jadi “penantang” dan melukaiMu. (Home, 210710)