Kamis, 07 Agustus 2008

Pelajaran Dua Rupa


“Kamu mau menjadi pacarku ?, nggak salah। Ngaca dong tampang begitu mau jadi pacarku, ngaca dong, ngaca”“Plak”suara rangkaian bunga yang menjadi harapan Insan tuk menjadi jalan penakluk hati Diana, wanita yang ia idam-idamkan justru menjadi penghancur hati yang tepat mendarat di wajahnya।Sakit, perih sekali bukan hanya bekas lemparan rangkaian bunga, tapi juga perkataan pedas yang tak mau ketinggalan menancap di hatiku, bahkan telah meremukkannya। Seru batin Insan bergejolak ketika teringat peristiwa penolakkan yang terjadi kemarin।Diana adalah wanita yang kesekian kalinya menolak cintanya. Dulu Ana, Nina, Santi, dan masih banyak lagi sederet nama yang pernah menghiasi kerajaan hatinya dan dengan akhir yang sama yaitu, ditolak.“Ah, padahal wanita yang ku sukai itu tak cantik-cantik amat. Dasar jual mahal lagian wajahku nggak begitu jelek”gerutunya sembari menuju kaca rias yang tepat berada di depan dipannya yang terdapat berbagai macam peralatan kosmetik seperti bedak, pembersih wajah dan alat pemutih juga tertata rapi di sana. Alat kosmetik itu biasa ia gunakan tuk menutupi sesuatu di wajahnya.Pernah suatu kali Insan menggunakan alat kosmetik ketebalan, sehingga ia harus mendapat hujan cacian dari orang-orang.“Loe mau jadi badut ya San”“Loe itu cowok atau……॥”“Jualan bedak ya…………”Masih banyak lagi hujan hujatan yang mendarat ke hati Insan gara-gara harus menutupi aib di wajahnya.“Aku kan nggak jelek. Kalau diperhatikan wajahku ini mirip Anjasmara”hiburnya lagi sambil memegang wajah yang memang kalau dilihat-lihat mirip Si pemeran Cecep itu.“Tapi sayang, tompel ini yang merusak wajahku”sambungnya yang kontan merubah raut wajahnya 180 derajat. Sambil mengarahkan telunjuknya ke tompel yang mungkin berdiameter dua senti. Tepat berada di samping hidungnya sebelah kanan yang merupakan aib terbesar di wajahnya.“Gara-gara ini, gara-gara ini”serunya kesal dengan sedikit menaikan suaranya dua oktaf.“Allah, mana keadilan-Mu. Coba tidak usah Kau buat tompel ini. Mungkin ku tak kan mendapat gelar perjaka tua dan yang pasti aku sudah memiliki bayi-bayi yang lucu dengan keluarga yang….”Perang antara Syetan dan Malaikat pun dimulai.“Hei Insan, loe kapan sih nikahnya. Lihat kami ini sudah punya anak dan istri. Kapan loe?”Tanya Toni dengan nada mengejek“Taun depan kali. Habisnya nggak ada yang cocok”jawab Insan hambar sambil melepaskan senyum kecut“Nggak ada yang cocok atau nggak ada yang mau. Atau jangan-jangan loe........”sambung Danu ikut-ikutan menyudutkan Insan“Loe apa?loe apa ?”tanya Insan kesalMereka hanya bisa tersenyum puas jika melihat Insan terpojok, maklum dari SD mereka sudah bermusuhan.“Jangan-jangan gue guy, itukan yang loe berdua maksud”sambungnya ketus“Ya gitu kali”balas mereka kompak.Insan pun melayang ke beberapa tahun lampau, ketika teringat ejekan Toni dan Danu kadang ia berfikir mungkin ia harus menjadi guy kali seperti ejekan mereka.“Allah, aku ingin seperti Toni, Danu yang dengan sekehendak hatinya bisa gonta-ganti perempuan. Aku ingin seperti mereka Tuhan, aku ingin ganteng, aku ingin ganteng Tuhan”Tiba-tiba sinar putih merangsek masuk masuk ke dalam kacarias yang tepat di hadapan Insan. Adegan film pun seakan muncul di dalamnya.“Doni kamu koq ganteng banget sih. Sudah ada pacar belum, aku mau jadi pacarmu”rayu wanita cantik itu pada pria ganteng yang di panggilnya Doni.Siapa ini, dan apa, serta bagaimana adegan ini muncul di kaca riasku. Pikir Insan bingung“Oke, saya mau kau menjadi pacarku asal…….”balas Doni gantung“Asal apa?”Tanya wanita itu penasaran sambil merubah posisi duduknya“Asal……”lagi-lagi Doni menggantung jawabannya sehingga menambah wanita berpakaian merah itu penasaran.Asal apa sih, cewek sudah cantik gitu masak mau jadi pacar aja harus ada syaratnya. Kalo aku sih langsung aja diterima karena sudah pasti…. Komentar Insan melihat film kacarias itu dengan komentar yang gantung pula dan ia pun sama penasarannya dengan wanita itu. Ingin mendengar persyaratan apa yang akan diajukan Doni.“Asal, kamu mau bercinta denganku Grace”jawab Doni genit sambil memegang dagu wanita cantik itu yang ternyata bernama Grace. Wanita cantik itu pun tersentak ketika mendengar persyaratan dari Doni.Suasana sepi, itulah yang dapat dilihat oleh Insan di taman yang merupakan tempat adegan haram itu akan terjadi,“Oke, Saya mau asal Kamu jadi pacarku”ucap Grace setelah terdiam hampir dua menit ketika mendengar Doni mengajukan ajakan SyetannyaKedua anak manusia itu pun seakan terbakar oleh api asmara,“Doni, jadi ini cewek yang keberapa yang kau manfaatkan”seru suara tiba-tiba muncul seakan menjewer telinga Doni, yang berarti pula pertanda penghenti adegan yang seharusnya dilakukan oleh pasangan yang halal. Doni dan Grace pun kalang kabut mendengar suara pengganggu itu.“Siapa dia, Don?”Tanya Grace kesal bercampur malu kepada suara tadi yang berasal dari seorang wanita yang tengah hamil besar itu“Saya, saya adalah wanita yang telah menjadi korbannya. Entah yang keberapa !”tegas wanita itu dengan penuh kebencian sambil mengarahkan telunjuknya ke arah DoniTaman pun menjadi gaduh dengan kejadian itu, tetapi seperti biasa pohon-pohon dan rumput hanya bisa diam membisu.“Itulah salah kalian sih masak mau, lakukan adegan itu tanpa ikatan yang syah”seru Insan sok bijak, maklum gitu-gitukan ia mantan santri.Sinar putih pun lagi-lagi merangsek masuk ke kacarias, kali ini yang kedua kalinya“Kamu mau nggak, Bapak nikahkan dengan anak bapak”seru pria separuh baya dengan pemuda yang membelakangi Insan“Aku merasa tidak pantas pak”tolak pemuda itu sopan“Nah ini apalagi, terus mana Doni, Grace dan wanita yang hamil tua tadi”Tanya Insan kebingungan melihat pergantian adegan sambil garuk-garuk rambut kerennya, maklum kan mirip Ncep eh salah Anjas.“Siapa yang ganti sih”sambung Insan sambil melihat dan meraba-raba kacariasnya, siapa tau ada kabelnya kali, kayak di tv itu pikirnya. Karena tidak ada yang aneh dengan kacariasnya. Insan pun melayangkan matanya ke kacarias tuk liat adegan apa selanjutnya.“Tapi aku tidak pantas pak, bapak liat seperti apa tubuh dan wajahku. Jangan permainin akulah pak”sambung pemuda itu tegas“Nak, jika anak bapak memang memilih kamu dengan apa dan bagaimana pun keadaan tubuhmu”timpal bapak itu dengan jawaban yang menenangkan Sang Pemuda“Emangnya seperti apa sih, muka pemuda ini”tanya Insan keheranan, jangan-jangan anak bapak ini yang buruk rupa sehingga Sang Pemuda menolak. Jiwa Detektif Conannya pun keluar ketika melihat keanehan kasus ini.“Coba balik sini dong, aku ingin lihat muka loe tuh, yang katanya jelek. Emang seburuk apa sih muka loe”sambungnya lagi, kali ini dengan memasang tampang bingung campur curiga. Masak diajak nikah koq gak mau, kalo aku sih langsung ku terima deh.“Masya Allah, pantas ia ragu menerima tawaran bapak itu”kejut Insan ketika melihat rupa pemuda itu. Hampir seluruh wajah pemuda itu tertutupi oleh bekas luka bakar, kecuali mata dan keningnya. Kalo dibandingkan dengannya mungkin sangat jauh. Mengapa ia bisa setegar itu? Sedangkan aku dengan tompel sekecil ini saja sudah mengeluh. Tapi ia enak, dengan tampang begitu ada yang nawari nikah sedangkan aku.....Mana keadilanMu Tuhan. Lagi-lagi syetan merasuk ke pikiran Insan.“Bang, Aisyah pinta Bapak tuk melamar abang bukan karena rupa abang, tapi.......”sambung seorang wanita berjilbab yang Subhanallah, benar-benar cantik mungkin kata itulah yang akan keluar dari mulut Insan yang mengaku dirinya bernama Aisyah, maklum wajah Aisyah mirip Tamara yang merupakan lawan main Cecep Yang sekaligus mengakhiri ketegangan suasana hati Sang Pemuda dengan Sang Ayah.“Tapi apa?Harta aku tak punya, pangkat tak tinggi. Apa yang bisa diharapkan dari ku, kecuali motor butut, itu pun sudah penyok karena perisitwa tragis yang mengajarkan ku bahwa ketampanan itu adalah ujian yang diberikan oleh Allah. Jika kalian tidak pandai bersyukur maka nikmat itu akan Ku cabut, itu janji Allah dan itu sudah terbukti bagiku”jelas pemuda itu dengan rinci tentang keadaannya.“Oh, jadi ia begini karena kecelakaan”sambung Insan menarik kesimpulan dari dialog tiga arah itu.“Nak, Aisyah ingin nikah dengan mu bukan karena keadaanmu sekarang tapi karena kejujuranmu”jelas ayah Aisyah“Ia bang, Aisyah kagum melihat kejujuran abang. Dalam menjaga uang ayah yang dititipkan Bang Sarmin pada abang, padahal saat itu abang butuh tuk pengobatan luka bakar abang. Dan saat itu jika tidak segera diobati maka luka abang tidak akan sembuh. Tapi abang menjaga uang itu dengan baik. Yang lebih-lebih buat Aisyah senang saat itu abang belum kenal keluarga kami”rinci Aisyah dengan serinci-reincinya tentang alasan mengapa ia ingin menikah dengan pemuda itu.Alangkah mulianya hati Aisyah, sudah cantik sholehah lagi. Jarang-jarang orang ingin menikah karena alasan kejujuran. Biasanya orang, terutama wanita sekarang ingin nikah karena rupa yang rupawan seperti Primus serta harta yang melimpah seperti Sultan Brunai. Tapi Aisyah beda. Pikir Insan kagum atas kecantikan dan kesholehan Aisyah.“Bagaimana nak Ali?”tanya ayah Aisyah sekali lagi dengan pemuda yang sangat beruntung yang ternyata bernama Ali itu.“Saya...............”“Ada apa sih orang lagi deg-degan gini koq mati. Apa ya jawaban Ali ya? Diterima atau tidak”grutu Insan kesal, ketika melihat adegan di kacariasnya menghilang. Sambil menepuk-nepuk kacariasnya“Ya Allah terima kasih atas dua kejadian yang barusan terjadi di kacarias ini. Terima kasih telah memberikan ku pelajaran dari dua rupa yang berbeda”serunya sadar.Palembang, 10 Sep 04Ya Allah bantulah hambaMu ini tuk bersyukurTo My Lovely, Alloh, Rosul, orangtuaku, adik-adikku dan saudaraku seimanI LOVE U All

Tidak ada komentar: