Rabu, 07 April 2010
Bayangan Topeng
Yaa…yaa……
Terimakasih, terimakasih
O ia nanti ku sesuaikan dengan jadwal acara.
Ngisi dimana? Disana kalau tidak salah tanggal itu aku ngisi acara di Jakarta.
Ya seperti itu, kalau aku selesai ceramah tepuk tangan dong.
Ngisi dimana, di desa? Aduh sepertinya aku gak bisa tuh.
Aku sudah capek, aku istirahat dulu ya.
Wah ternyata enak ya bangun habis istirahat, lebih segar
Aduh jadwal hari ini padat sekali, jam ini ke Bandung, jam ini ke Bali, lalu ke Malaysia masih banyak kota yang butuh siraman rohani dari aku.
Tapi dimana saya ya? Kok disini gelap, mati lampu ya?
Ah dasar pemerintah padal sudah bayar tapi kok masih mati, katanya lumbung energi. Aku kan orang terkenal mengapa harus mati lampu pula, padahal……
Nah gitu dong. Kalau listriknya hidup acara di kantor Gubernur gakkan batal.
Hei mengapa kamu menangis? Siapa kamu? Mengapa menyentuh ku? Nanti baju ku kotor. Sana pergi!
Ah………
Mengapa wajahmu mirip denganku? Siapa kamu? Apa kamu adalah diriku?
Apa kamu adalah diriku? Kamu adalah cerminan aku?
Ah mustahil, aku banyak uang kok mustahil wajahku berubah seperti itu.
Apa karena kesalahan aku?
Mustahil, aku kan rajin ibadah, aku kan rajin sedekah. Setiap aku ceramah ribuan bahkan ratusan ribu orang datang. Mustahil….
Apa kamu katakan aku berselimut dengan kain Islam. Kamu katakan aku berselimut dengan jubah dakwah.
Ah Tuhan yang salah kali? Aku seharusnya di Akhirat muka ku terang berderang.
Apa bukan hanya aku, keluargaku juga? Keluargaku juga?
Mana mungkin anak Dai kondang seperti aku bisa seperti itu.
Apa kaukatakan aku penyebab masuknya mereka ke neraka. Apa yang tidak ku penuhi keinginan mereka, uang, kesenangan, semuanya lengkap. Lengkap.
Apa karena aku tidak mengajarkan mereka agama. Aku tidak peduli dengan mereka?
Wajar kalau seandainya aku tidak peduli dengan mereka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar